Artikel ini di tulis dan dimodifikasi kembali oleh :
Fuad Suyatman, Ch. M.
Hypnoblogger, Hypnographolog and Hypnolove Master in
1. King Of Mind
(http://seratdakwah.blogspot.com/2012/04/king-of-mind.html)
2. Ztrongmind
(http://www.ztrongmind.net)
and
3. Relax's Mind
(http://www.facebook.com/groups/288023281266070/)
Surakarta
Setelah sekian lama kagak meng-ATM sesuatu di blog ini? Finally, pagi ini gue kembali ngeblog dengan membawa sebuah topik yang gue rasa perlu banget buat di sharing dan dibagiin ke semua orang. Sebuah tema yang berkaitan dengan gejala psikologis yang kita semua kudu paham. Pagi ini, ijinin gue buat ngangkat sebuah tema bertajuk : Bipolar Disorder.
Bipolar Disorder? Apaan thu?
Menurut situs wikipedia.org Bipolar disorder (also known as bipolar affective disorder, manic-depressive disorder, or manic depression) is a psychiatric diagnosis for a mood disorder. Individuals with bipolar disorder experience episodes of a frenzied state known as mania, typically alternating with episodes of depression.
Dari pengertian singkat di atas, kira-kira gue bisa menafsirkan bahwasanya Bipolar Disorder merupakan gejala psikologi yang mana seseorang dengan gejala Bipolar Disorder ini mengalami sebuah fase perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim,antara depresi dan mania.
Pengambilan istilah bipolar disorder sendiri mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.
Gak bisa dipungkiri emang, bahwasanya setiap orang umumnya pasti pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi , seseorang yang menderita bipolar disorder ini memiliki alunan perubahan mood or mood swings yang ekstrim luarbiasa dimana pola perasaan seseorang dengan gejala Bipolar Disorder ini mudah berubah secara drastis.
Suatu ketika, seorang pengidap bipolar disorder bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Namun, ketika mood-nya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri (depresi).
Pada masa sebelum ditemukannya istilah Bipolar Disorder ini, dulu para ahli menyebut penyakit ini dengan istilah
"manic-depressive" dimana suasana hati yang meningkat secara klinis disebut sebagai mania dan, jika gejalanya ringan disebut: hypomania.
Individu yang mengalami episode manik juga sering mengalami episode depresi, atau gejala, atau episode campuran dimana kedua fitur mania dan depresi hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode "normal" suasana hati (mood) , tetapi, dalam beberapa depresi, individu dan mania mungkin berganti dengan sangat cepat, yang dikenal sebagai “rapid-cycle”.
Manic episode Ekstrim kadang-kadang dapat menyebabkan gejala psikotik seperti delusi dan halusinasi . Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik. Gangguan tersebut telah dibagi menjadi bipolar I , bipolar II, cyclothymia , dan jenis lainnya, berdasarkan sifat dan pengalaman tingkat keparahan episode mood; kisaran sering digambarkan sebagai spektrum bipolar.
Bisa dikatakan bahwa insiden gangguan bipolar tidak tinggi antara 0,3-1,5 persen. Tapi angka tersebut belum termasuk yang misdiagnosis (biasa terdiagnosis sebagai skizofrenia). Gangguan jiwa bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12 persen remaja di luar negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja. Resiko kematian terus membayangi penderita bipolar dan itu lebih karena mereka mengambil jalan pintas.
Lantas kapan awalnya gejala awal Bipolar Disorder ini bisa dilacak?
Mungkin kemudian ada yang lantas nanya gini :
"Lantas kapan awalnya gejala awal Bipolar Disorder ini bisa dilacak?"
Bisa jadi, episode pertama gejala psikologis ini timbul mulai dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita bipolar, risiko penyakit akan lebih berat, berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara anak-anak berpotensi mengalami perkembangan gangguan ini ke dalam bentuk yang lebih parah dan sering bersamaan dengan gangguan hiperaktif defisit atensi. Orang yang berisiko mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai anggota keluarga mengidap penyakit bipolar
Lhah, trus Tanda-tanda yang mengindikasikan kalo orang itu mengalami Bipolar disorder, gimana?
Sesungguhnya, seseorang dengan gejala bipolar disorder dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda. Gejala bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang lebih rentan terhadap baik mania atau depresi, sementara yang lain bergantian sama antara dua jenis episode. Beberapa gangguan mood sering, sementara yang lain hanya mengalami sedikit selama seumur hidup.
Ada empat jenis mood episode dalam Bipolar Disorder:
a. mania,
b. hypomania,
c. depresi, dan
d. episode campuran.
Dan setiap jenis mood episode bipolar disorder memiliki gejala yang unik.
a.Tanda dan Gejala Mania
Gejala-gejala dari tahap mania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Gembira berlebihan
2. Mudah tersinggung sehingga mudah marah
3. Merasa dirinya sangat penting
4. Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain
5. Penuh ide dan semangat baru
6. Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya
7. Seperti mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengar
8. Nafsu seksual meningkat
9. Menyusun rencana yang tidak masuk akal
10. Sangat aktif dan bergerak sangat cepat
11. Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan
12 Menghamburkan uang
13 Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan
14 Merasa sangat mengenal orang lain
15 Mudah melempar kritik terhadap orang lain
16 Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari
17 Sulit tidur
18 Merasa sangat bersemangat, seakan-akan 1 hari tidak cukup 24 jam
b. Tanda dan Gejala Hypomania
Hypomania adalah bentuk kurang parah mania. Orang-orang dalam keadaan hypomanic biasanya merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan mereka sehari-hari dan mereka tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolah-olah orang dengan hypomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik.
Namun, hypomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hypomania sering kali dapat "naik kelas" untuk mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh episode depresi besar.
Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania.
Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas.
2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.
c. Tanda dan Gejala Depresi Bipolar
Gejala-gejala dari tahap depresi bipolar disorder adalah sebagai berikut:
1. Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan
2. Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas
3. Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu
4. Tidak mampu merasakan kegembiraan
5. Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga
6. Sulit konsentrasi
7. Merasa tak berguna dan putus asa
8. Merasa bersalah dan berdosa
9. Rendah diri dan kurang percaya diri
10. Beranggapan masa depan suram dan pesimistis
11. Berpikir untuk bunuh diri
12. Hilang nafsu makan atau makan berlebihan
13. Penurunan berat badan atau penambahan berat badan
14. Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan
15. Mual, mulut kering, Susah BAB, dan terkadang diare
16. Kehilangan gairah seksual
17. Menghindari komunikasi dengan orang lain
d. Tanda dan Gejala Episode Campuran
Sebuah episode bipolar disorder campuran dari kedua fitur gejala mania atau hypomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode campuran termasuk depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan, insomnia,distractibility, dan pikiran berlomba (Flight of idea).
Kombinasi energi tinggi dan rendah membuat suasana hati (mood) penderita beresiko yang sangat tinggi untuk bunuh diri.
Dalam konteks bipolar disorder, episode campuran (mixed state) adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania).
Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini. Mixed state bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita bipolar disorder.
Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusion, dan hallucination. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut :
1. Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
2. Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
3. Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
4. Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti; tagihan listrik, telepon.
Sebagai catatan :
Penderita yang mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa saja yang mengetahuinya sebaiknya segera menelepon dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita sendirian, dan jauhkan benda-benda atau peralatan yang beresiko dapat membahayakan penderita atau orang-orang disekelilingnya.
Hampir semua penderita bipolar disorder mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.
Lalu, apa sih yang menyebabkan Bipolar Disorder
Berikut ini adalah faktor Penyebab Bipolar Disorder :
A. Genetik
Gen bawaan adalah faktor umum penyebab bipolar disorder. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Kembar identik dari seorang pengidap bipolar disorder memiliki resiko tertinggi kemungkinan berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar identik.
Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada bipolar disorder pernah dilakukan dengan melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar disorder pernah mengalami satu episode gangguan mood.
B. Fisiologis yang mencakup :
1. Sistem Neurochemistry dan Mood Disorders
Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak.
Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya.
Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf.
Pada penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang. Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania.
Sebaliknya dengan fase depresi. Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS).
BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur.
Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
2. Sistem Neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity.
Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus.
Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi
3. Lingkungan
Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab.
Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik pada otak orang dengan bipolar disorder. Dalam penelitian lain disebutkan, poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol. Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu. Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.
Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya BD, antara lain:
a.
Stress - peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
b.
Penyalahgunaan Zat - Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
c.
Obat - obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
d.
Perubahan Musiman - Episode mania dan depresi sering mengikuti pola musiman. Manic episode lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode depresif lebih sering terjadi selama musim dingin, musim gugur, dan musim semi (untuk negara dengan 4 musim).
e.
Kurang Tidur - Rugi tidur-bahkan sesedikit melewatkan beberapa jam istirahat-bisa memicu episode mania
Then, What Should We Do? What Can We Do To Protect Us And Our Family?
Tindakan pertama tentunya adalah Self-Help For Bipolar Disorder
Untuk sukses mengelola bipolar disorder, kita harus membuat sebuah pilihan cerdas. Gaya hidup kita dan kebiasaan kita sehari-hari pun ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap suasana hati kita dan orang-orang sekitar kita. So? Teruslah melakukan searching information yang kiranya bisa membantu kita melakukan berbagai cara untuk -paling tidak- membantu diri Anda sendiri:
1. Dapatkan pendidikan tentang cara mengatasi gangguan.
Pelajari sebanyak yang kita bisa segala informasi dan sumber-sumber pengetahuan tentang bipolar. Semakin banyak kita tahu, semakin baik kita akan berada dalam membantu pemulihan diri sendiri dan orang disekitar kita.
2. Jauhkan stress.
Hindari stres tinggi dengan menjaga situasi keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehat, dan mencoba teknik relaksasi seperti melakukan self hypnosis, doa khusyuk, meditasi, yoga, atau juga pernapasan dalam.
3. Mencari dukungan
Amat sangat penting bagi kita untuk memiliki orang yang dapat kita percaya untuk sekedar berbagi dan meminta bantuan dan dorongan. Cobalah bergabung dengan kelompok pendukung atau berbicara dengan teman yang dipercaya.
4. Buatlah pilihan yang sehat.
Sehat tidur, makan, dan berolahraga kebiasaan dapat membantu menstabilkan suasana hati Anda. Menjaga jadwal tidur yang teratur sangat penting.
5. Jangan Lupa Untuk Selalu Memonitor suasana hati.
Melacak aneka gejala dan memperhatikan tanda-tanda bahwa suasana hati kita memang tengah berayun di luar kendali amatlah penting untuk dilakukan sehingga kita dapat dengan segera menghentikan masalah sebelum dimulai.
Sumber :
1.
http://en.wikipedia.org/wiki/Bipolar_disorder
2. id.wikipedia.org/wiki/Bipolar_disorder
3. http://bipolarcenterindonesia.blogspot.com/2013/03/bipolar-disorder.html
4. http://bipolarcenterindonesia.blogspot.com/2013/04/menghilangkan-dendam-dan-trauma-dengan.html
5. https://www.facebook.com/groups/BipolarCenter.ID/?ref=ts&fref=ts