Senin, 19 November 2012

"Surat dari Gaza untuk Umat Islam di Indonesia"

Untuk saudaraku di Indonesia.


Saya tidak tahu, mengapa Saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk Kalian di Indonesia. Namun, jika Kalian tetap bertanya kepada Saya, "kenapa?" Mungkin satu-satunya jawaban yang Saya miliki adalah "karena negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di muka bumi ini." Bukan demikian saudaraku?

Di saat Saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, Saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da’wah dari jama’ah haji asal Indonesia. Dia mengatakan kepada Saya, "Setiap tahun musim haji, ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini." Waaah, sungguh angka yang sangat fantastis dan membuat Saya berdecak kagum.

Lalu Saya mengatakan kepadanya, "Jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja."

Padahal jarak tempat Kami ke Baitullah lebih dekat dibanding Kalian ya? Waaah, pasti uang kalian sangat banyak ya? Selain itu, menurut sahabat Saya itu, ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya. Subhanallah.

Wahai saudara Saya di Indonesia. Pernah Saya berkhayal dalam hati, "Kenapa Kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja?" Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negeri Kalian aman, kaya, dan subur. Setidaknya, itu yang Saya ketahui tentang negeri Kalian.

Pasti ibu-ibu di sana amat mudah menyusui bayi-bayinya. Susu formula bayi pasti dengan mudah Kalian dapatkan di toko-toko. Para wanita hamil kalian dapat dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan. Ini yang membuat Saya iri kepada Kalian.

Tidak seperti di negeri Kami ini. Anak-anak bayi Kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan, tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri Kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya, di daerah Rafah. Sehingga istri-istri Kami terpaksa melahirkan di atas mobil. Ya! Di atas mobil!

Susu formula bayi adalah barang yang langka di Gaza, sejak Kami di blokade 2 tahun lalu. Namun, isteri-isteri Kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya. Walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri-isteri Kami rela meminum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negeri Kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya?Terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan, dan di tempat sampah. Itu yang Kami dengar dari informasi di televisi. Yang membuat Saya lebih terkejut dan merinding, ternyata negeri Kalian adalah negeri yang tertinggi kasus aborsinya di Asia. Astaghfirullah! Ada apa dengan Kalian? Apakah karena di negeri Kalian tidak ada konflik bersenjata seperti Kami di sini? Sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut? Sepertinya Kalian belum mengerti arti sebuah nyawa bagi Kami di sini.

Memang hampir setiap hari di Gaza, sejak penyerangan Israel, Kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau di got-got, apalagi di tempat sampah! Mereka mati syahid, Saudaraku! Mati syahid, karena serangan roket tentara Israel! Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah Kami yang telah hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel.


Saudaraku, bagi Kami, nilai seorang bayi adalah aset perjuangan perlawanan kami terhadap Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan Kami memerdekakan negeri ini. Perlu Kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 desember 2009, saudara-saudara Kami yang syahid mencapai 1400 orang. Enam ratus di antaranya adalah anak-anak Kami. Namun, sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, Kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza. Subhanallah! Kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar. Allahu Akbar!

Wahai Saudaraku di Indonesia! Negeri Kalian subur dan makmur. Tanaman apa saja yang Kalian tanam akan tumbuh dan berbuah. Namun mengapa di negeri Kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi atau menderita busung lapar? Apa karena Kalian sulit mencari rezeki di sana? Apa negeri Kalian sedang di blokade juga? Perlu Kalian ketahui, Saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi! Apalagi sampai mati kelaparan! Walau sudah lama Kami di blokade.


Kalian terlalu manja, Saudaraku!

Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan Hamas. Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezeki untuk kami. Perlu kalian ketahui juga, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah, di antara bunyi letupan bom dan peluru Saudaraku. Perdana menteri Kami, Ust. Isma’il Haniya, memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia! Terkadang Saya pun iri. Seandainya Saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan di negeri Kalian, seperti yang diceritakan teman Saya tadi. Program pengajian Kalian pasti bagus bukan? Mungkin banyak kitab yang telah kalian baca. Banyak buku pasti telah Kalian lahap. Kalian pun sangat bersemangat bukan? Karena kalian punya waktu yang banyak. Kami tidak memiliki waktu yang banyak di sini. Satu jam! Ya, satu jam! Itu adalah waktu yang dipatok untuk Kami di sini, untuk halaqoh. Setelah itu Kami harus terjun langsung ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada Kami.

Kami di sini sangat menanti-nanti hari halaqoh tersebut, walau cuma satu jam saudaraku. Tentu Kalian lebih bersyukur, Kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful. Hafalan Kalian pasti lebih banyak dari Kami.

Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat Al-Anfaal sebagai nyanyian perang Kami. Saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang. Bagaimana dengan Kalian, Saudaraku?

Akhir desember kemarin, Saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama. Ia di antara 1000 anak yang tahun ini menghapal al-qur’an. Umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak Kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Quran ketimbang anak-anak Kami di sini.

Di Gaza tidak ada sekolah Islam seperti di tempat kalian. Yang menyebar seperti jamur sekarang. Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan. Di atasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma.

Ya! Di tempat itulah mereka belajar Saudaraku! Bunyi suara setoran hafalan Al-Quran mereka bergemuruh di antara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal karena memang di depan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.


Wahai Saudaraku di Indonesia! Kami harus berterima kasih kepada Kalian semua untuk aksi-aksi solidaritas yang Kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan demo-demo Kalian di sini. Subhanallah! Kami sangat terhibur. Kalian juga merasakan apa yang Kami rasakan di sini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi Kami di sini, termasuk Kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan Kalian yang Kami butuhkan, Saudaraku! Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah Kalian kepada Kami. Doa-doa Kalian dan dana Kalian telah Kami rasakan manfaatnya. Terimakasih Saudaraku.

Oh, iya. Hari semakin larut. Sebentar lagi adalah giliran Saya Untuk menjaga kantor. Tugas Saya adalah menunggu telepon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti Saya ingin sambung dengan surat yang lain untuk Kalian.

Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam di Indonesia.

Abdullah

(Gaza City, 1430 H)




Catatan :


"Sengaja saya mengcopy paste Surat ini. Sebuah surat yang bagi saya harus tersebar luas demi sebuah ikhtiar sederhana dari siapapun yang mengaku peduli dengan Gazza... Palestina... dan Islam pada umumnya. Makasi buat Ukhti Azka Al Khonsa yang udah nge-tag in saya surat ini...!!"

(Fuad Hasan, Ch.M - Blogger of http://seratdakwah.blogspot.com/)

Sumber :


https://www.facebook.com/IkhwahG

3 komentar:

  1. Muslim Indonesia kebanyakan Islam KTP Mas ... Disuruh ngaji melesnya minta ampyuuun, ngakunya islam tapi gak pernah sholat, kerjanya cuma sibuk cari duiiit ... Boro-boro hafal Qur'an, baca aja kaga pernah, sekalinya baca cuma Yasin, itu aja klo lagi ada yg meninggal doang ... Negeri kami memang gemah ripah loh jinawi, subur makmur, toto titi tentrem, gak pernah ada perang, klo ada perang paling perang antar kampung, antar pelajar. Beraninya cuma memerangi sodaranya sendiri, ketika dijahati tetangganya semua diem saja, gak ada yg berani. Beraninya cuma koar-koar lewat FB, lewat media cetak dan elektronik, sodaranya di perkosa di bantai di negeri orang gak ada yg belain.

    Justru kami sedih hidup di negeri kami, apa yg akan kami katakan kelak di hadapan Alloh, ketika ditanya,

    "Umurmu Kau Habiskan Untuk Apa"

    Sementara kenyataannya umur kami dihabiskan sibuk buat kerja, buat foya-foya (sibuk menyanyi sibuk ikut audisi ini dan itu) sisa waktu yg ada kebanyak buat tidur (keenakan dg udara yg sejuk, sehingga terlena dg tidurnya).

    "Dari Mana Harta Kau Dapatkan, Dan Kemana Uangnya Kau Belanjakan"

    Kebanyakan kami mendapat harta yg gak jelas kehalalannya, sebab di negeri ini rata-rata mencari nafkah dg menghalalkan segala cara, banyak pabrik minuman keras, hotel-hotel tempat berzina, tempat-tempat prostitusi juga banyak di sini, rakyat juga seang membungakan uang dg cara menabung bank-bank konfensional (yg masih ada ribanya). Kalau uangnya sudah banyak pada seneng plesiran, foya-foya belanja barang mahal ke luar negeri, bahkan ke negeri kafir, padahal apa yg dibeli merupakan barang yg tidak sangat dibutuhkan, kalau tidak belanja ke luar negeri rata-rata seneng dugem, minum-minum, setelah minum mabuk, diterusin main perempuan (zina) dan berjudi. Hanya sebagian kecil yg membelanjakan di jalan Alloh spt pergi Haji, mereka yg pergi haji itu hanya sebagian kecilnya karena penduduk kami ini lebih dari 300 juta, yg berangkat haji tiap tahunnya cuma 250 ribu.

    "Untuk Apa Ilmumu Yg Kau Dapatkan"

    Di negeri ini banyak orang pintar, tapi ilmunya dipergunakan untuk mengelabuhi orang, sehingga banyak yg tidak bersalah bisa jadi bersalah, yg semestinya bersalah malah jadi benar.

    Apakah yg seperti ini yang kau inginkan wahai sodarau di Palestine ? do'akan kami agar negeri kami tetap makmur namun kami juga menjadi bangsa yg bertaqwa, begitu juga kami do'akan semoga bangsa palestine dilindungi dan diberi kekuatan dan diselamatkan dari orang-orang dzalim, agar kalian bangsa Palestin bisa menjalankan Ibadah dengan penuh ketenangan. Amiiin

    BalasHapus
  2. Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk kita semua Amin..

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum... Ijin kopas ya mas..

    BalasHapus