Selasa, 15 Mei 2012

Jaka dan Alergi Peluru

Diambil dari buku : Bill Gates dan 3 Ekor Monyet
Diketik ulang oleh : Yustar Afief Bahar, Ch. M.
Dimodifikasi oleh : Fuad Hasan P Salman, Ch. M


Satu hal yang benar-benar milik anda yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidup anda sehingga jika anda bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.


Suer kisah ini inspiratif bangeet...



Jaka adalah seorang manager restoran dijakarta. dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika sseseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar.”

Banyak pelayan restorannya keluar jika Jaka pindah kerja. Mereka tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa mereka mengikutinya adalah karena sikapnya. Jaka adalah seorang motivator alami. Jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada disana, memberi tahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.

Gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran. Jadi, suatau hari aku temui Jaka dan bertanya kepadanya, “Aku tidak mengerti. Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikir positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?”

Jaka menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada didalam suasana yang baik atau memilih untuk ada didalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Setiap kali ada seseorang menyampaikan keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya.”

“Tetapi, tidak selalu semudah itu,”protesku.

“Ya, memang begitu” kata jaka. “Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang di sekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup.”

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jaka mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata.

Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya,jaka cepat ditemukan dan segera dibawa kerumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, jaka dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada didalam tubuhnya. Aku melihat jaka enam bulan setelah musibah tersebut.

Saat aku bertanya jaka bagaimana keadaanya, dia menjawab, “Mau melihat bekas luka-lukaku?” aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.

“Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah aku haru mengunci pintu belakang,” jawab Jaka. “Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak dilantai, aku ingat bahwa aku masih punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Maka... Aku memilih untuk hidup.”

“Apakah kamu tidak takut?” tanyaku.

Jaka menanjutkan, “Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi, saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster, aku jadi takut. Mata mereka berkata : ’orang ini akan mati’ maka saat itu pun aku tahu jika aku harus mengambil tidakan.”

“Apa yang kamu lakukan?” tanyaku pada Jaka.

“Disana, ada suster gemuk yang bertanya kepadaku,” kata Jaka. “Dia bertanya apakah aku punya alergi."

"ya,” jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menungu jawabanku. Aku menarik napas dalam-dalam dan berteriak, “Aku alergi peluru!”

Dan ditengah tawa mereka, Aku katakan, “Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati.”

Jaka dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang menggumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari anda dapat memilih apakah anda akan menikmati hidup anda atau membencinya.

Satu hal yang benar-benar milik anda yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidup anda sehingga jika anda bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

I know its my first Step to be an inspiration man. so?
I will try to believe that i can be something

(From Nothing tobe Something)

0 komentar:

Posting Komentar