MERENUNG BENTAR YUK....
"Ketika ada seorang anak berusia 10 tahun yang merengek meminta dibelikan maenan video game kemudian sang orang tua tidak segera memberikan apa yang anaknya minta. Bisa gak kalau kita kemudian menilai bahwa orang tua anak itu adalah sosok nan kejam?"
Then....
"Ketika ada anak berusia 15 tahun meminta dibelikan sepeda motor kepada orang tuanya kemudian permintaan itu tidak dikabulkan orang tuanya lantaran pertimbangan tertentu. Bisa gak kalau kita kemudian menilai bahwa orang tua anak itu adalah sosok yang ga pengertian?"
Terakhir....
"Ketika ada anak yang berusia 20 tahun meminta orang tuanya membekali dirinya dengan sebuah mobil untuk melancarkan aktivitasnya dan permntaan itu nyatanya di tolak oleh sang orang tua. Apakah penolakan itu tanda keotoriteran orang tua kita?"
Sebenernya nih, Sob!! Konteks dan permasalahan yang pengen gue sampein melalui ketiga contoh diatas pada dasarnya sama. Ketiganya sama – sama meminta sesuatu kepada orangtua mereka dan mendapat reaksi yang sama pula : penolakan.
Tapi ada hal yang perlu jadi catatan dalam ketiga kasus diatas : bahwasanya alas an dibalik tidak diluluskannya ketiga permintaan itu sesungguhnya bukanlah lantaran sesuatu bernama kekejaman. Sama sekali bukan. Bukan pula menandakan betapa ketiga orang tua dalam contoh diatas merupakan sosok yang tidak saying kepada anak mereka. Sama sekali tidak!
Sesungguhnya yang menjadi satu-satunya alasan dibalik penolakan orang tua atas ketiga permintaan diatas adalah : karena sebagai orang yang sangat mengerti apa dan bagaimana diri kita sebenarnya, orang tua kita merupakan sosok yang memang dihadiahkan Tuhan untuk mengerti dan memahami kita dalam segala hal tanpa kecuali. Sehingga mereka pasti memiliki pertimbangan kala mereka hendak menghadiahkan sesuatu kepada anak mereka, termasuk pertimbangan mengenai siap tidaknya kita kala kita benar-benar dihadiahi sesuatu oleh mereka.
Bisa jadi jika orang tua pada kasus yang pertama itu meluluskan permintaan puteranya? Sang anak akan tumbuh justru dengan tingkat kemalasan yang jauh meningkat dibandingkan kala ia belum dihadiahi video game. Begitu juga untuk kasus kedua dan ketiga.
Sesungguhnya sebagai sosok yang terdekat dengan kita, rasanya tak ada orang tua yang tidak ingin meluluskan semua permintaan kita. Atas dasar alas an mereka yang ingin memanjakan dan membahagiakan kita? Semua orang tua pasti memiliki keinginan untuk meluluskan semua keinginan kita tanpa kecuali. Tapi ketika keinginan dan hasrat orang tua itu dibenturkan dengan sesuatu yang bernama kebijaksanaan, maka yang terjadi selanjutnya adalah terseleksinya permintaan – permintaan kita itu untuk dipenuhi mereka. Seleksi?
Ya… seleksi. Seleksi yang dimata Bong Chandra sering disimbolkan dengan istilah ..faktor kesiapan. Factor inilah yang ternyata oleh Bong Chandra juga disinyalir sebagai factor dibalik terkabul atau tidaknya harapan kita sebagai Hamba Tuhan.
Diakui atau tidak? Rasanya sebagai Hamba Tuhan, banyak diantara kita semua yang sampai detik ini masih sering sebatas meminta tanpa kemudian menghimbanginya dengan kemampuan mengukur diri. Ya, kita seringkali lalai dalam mengukur sudah sepantas apa kita di hadapan-Nya hingga kita berani meminta segala hal kepada-Nya.
Tapi maksud statement ini sekali lagi bukan berarti kita tak boleh meminta apapun kepada Tuhan lho… justru sebagai hamba-Nya yang masih dalam perjalanan menuju cinta dan kasih sayang-Nya? Kita wajib memuji, menyanjung, mensyukuri bahkan meminta apapun kepada-Nya. Tetapi hendaknya ketika kita melakukan kesemuanya itu, kita sebagai sosok yang juga tengah memperbaiki diri pun setidaknya perlu-lah mengukur kepantasan diri kita di mata Tuhan.
Kuncinya sederhana :
1. Anggunkan sikap dengan terus membenahi kualitas taqwa dan iman kita
2. Perbanyak syukur
3. Dan teruslah memantaskan diri.
Kenapa kita harus melakukan ketiganya?
Semua tiada lain Agar kelak kita bisa menjadi sosok Hamba yang tak hanya pandai dalam meminta, melainkan juga hamba yang elegan dalam bersikap dan anggun dalam menyanjung dan mensyukuri nikmat-Nya. Ketahuilah, bahwa Allah adalah Dzat teragung yang tak segan untuk memberi balasan terindah kepada setiap hamba-Nya yang pandai bersyukur : La insyakartum. La aziidan nakum : dan bersyukurlah kamu maka akan aku tambahkan nikmat untukmu.
Gue kemudian inget banget kata-kata temen sekaligus psikolog terbaik gue : Ria Yuliana, S.Psi bahwa : "Kenapa doa anak-anak seringkali lebih enak di dengar dan cepat dikabulkan Tuhan? Itu semua karena anak-anak seringkali lebih jujur dalam berdoa. Bahkan mereka memanfaatkan moment berdoa itu bukan sekedar meminta pada Tuhan semata, tetapi lebih kepada Curhat tentang hal sekecil apapun kepada-Nya."
Yang dari kalimat panjang itu gue kemudian belajar bahwa : Tuhan Sangaat Baik. Hanya saja kitanya yang kerapkali tidak baik lantaran jarang bersyukur kepada-Nya sementara nikmat-nikmat mahal yang Dia berikan kepada kita? Masih saja kita nikmati. Bukan cuma murah. Tapi... GRATIS!!
Sumber :
Sebelum 1 : Alquranul Karim
1 . hasil diskusi panjangku dengan Ibu dan Bapak pasca terjadinya pembelajaran termahal hidupku
2 . My Life On O Channel episode Merry Riana dan Penulis buku "Aku Bukan Budak" yang semalem kutonton
3 . Buku Unlimited Wealth karya Bong Chandra
Artikel diatas di tulis ulang dan dimodifikasi oleh :
Fuad Suyatman, Ch. M.
Hypnoblogger, Hypnographolog and Hypnolove Master in
1. King Of Mind
(http://seratdakwah.blogspot.com/2012/04/king-of-mind.html)
2. Ztrongmind
(http://www.ztrongmind.net)
and
3. Relax's Mind
(http://www.facebook.com/groups/288023281266070/http://www.facebook.com/groups/288023281266070/)
4. Raja Training Center : https://www.facebook.com/Rajatrainingcenter
Surakarta
0 komentar:
Posting Komentar