Diambil dari tulisan Mas Bregas Bayuardhi, di Cafe Psikologi ,
Judul asli : “Mengapa Orang melakukan KORUPSI !”
Di modifikasi lagi oleh :
Kang Fuad Suyatman
(Fuad Hasan P. Salman bin Suyatman)
The Craziest and The Most Productive Blogger
sekaligus
Praktisi Hypnosis solo binaan Ztrongmind
-Sebuah Organisasi Hypnosis yang tengah Booming di Blora dan Kota asal Mobil Esemka,Solo-
Kata temen gue yang belajar psikologi nih, Sob!! Korupsi ntu muncul akibat Need of Achievement (Motivasi berprestasi) dari manusia yang kelewat berlebihan dimana do'i selalu punya keinginan untuk melebihi orang lain berdasarkan budaya yang berlaku di lingkungan ntu. Hal ini nih yang kemudian menjadikan korupsi bisa bermutasi jadi bermacam-macam bentuknya.
Jadi nih ye...?? Selain uang and kekuasaan yang biasa dikorupsi and manipulasi di Indonesia? Ada juga bentuk lain yang bisa juga tergolong kejahatan korupsi. Contohnye?
1. korupsi dogma,
2. korupsi hukum,
3. korupsi ayat suci,
4. korupsi dalil,
5. korupsi nilai rapor
6. korupsi waktu. Nah ini die nih yang seringkali jadi makanan khas negerinye wiro Sableng ini.
Apa cuman itu doank? Oh, ternyata kagak, sob!! Ada banyak lagi bentuk korupsi yang tidak kita sadari. Tapi kesemuanya itu pada intinya adalah dilakukan atas dasar ato lantaran kebutuhan yang berlebihannye udah kelewat luarbiasa yang kemudian memacu diri untuk bisa melebihi manusia lain. Ga ada deh thu istilahnya, pribadi sportif kalo udah kejangkit virus korupsi. Ga ada deh rasanye pribadi yang punya Need of Achievement / Motivasi Berprestasi yang idealyang dengan ke-ideal-an yang dimilikinya ntu, si do'i mau menerima batasan diri untuk kalah dengan orang lain. Sekali lagi : ITU GA ADA.
Nah, sebagai kakak, lebih-lebih orang tua? Rasanya sangatlah wajar kalo kita kelak mengharapkan adek adek ato anak-anak kita thu tumbuh sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki pribadi yang ideal. Maksud dari harapan kita pada mereka itu tentu aja adalah agar adek ataupun anak-anak kita kelak tidak memiliki budaya korupsi yang selama ini menjadi penyebab terpuruknya negara kita dalam segala bidang.
Nah di sini, berdasarkan sebuah artikel yang gue baca (lagi)malam ini, gue kemudian menemukan bahwa ada lima hal yang perlu kiranya kita perhatikan bener-bener dalam rangka penanaman jiwa Anti Korupsi dan mencegah perilaku korupsi pada anak. Apa aja itu?
1. Teknik Ego Vincerio, sebuah teknik modifikasi perilaku bagi anak yang achievementnya terlalu tinggi. Intinya adalah untuk mencapai keinginannya lebih efektif dan lebih efisien bila bekerjasama dengan orang lain.
2. Otak Bawah Sadar (subconcius). Dimana pada usia dini? Otak bawah sadar seseorang sesungguhnya sedang membentuk berbagai pola yang semua pembentukannya itu ialah tergantung pada pengaruh lingkungannya. Maka sebagai kakak atopun terlebih orangtua yang baik? Sebaiknya kita mulai sekarang belajar buat sedikit peduli pada mereka dengan nggak memberikan tekanan berupa tuntutan kepada anak terlalu tinggi untuk berprestasi. Inget!! Tekanan pada bawah sadar di usia dini efeknya seribu kali lebih besar dalam membentuk kepribadian achiever daripada tekanan pada saat dewasa. Gantilah tuntutan anda dengan tawaran.
3. Role Model atau tokoh panutan anak. Role model ini juga patut dijaga kesterilannya dalam menularkan sikap mereka. Jangan sampai, ada sedikit saja benih-benih kejahatan (apalagi korupsi) yang mereka tularkan pada anak. Kenapa? Karena notabenenya ye... Role model itu merupakan orang-orang dewasa terdekat dengan sang anak,. Siapa mereka?
Siapa lagi kalo bukan kita, orang tua mereka. Sebenci apapun anak pada bapak-ibunya, dalam sikap-sikapnya pasti ada yang meniru orang tuanya. Bahkan semain benci mereka pada orang tuanya semakin mirip kepribadiannya dengan tokoh yang mereka benci. Orang tua terlebih dahulu harus belajar untuk mengerti pengertian korupsi dan bentuk-bentuk korupsi sehingga mereka dapat menjadi role model yang positif bagi anak-anaknya.
4. Teman-teman anak kita memiliki dampak lebih besar daripada kita sendiri sebagai orang tua pada usia tertentu.
Coba kita bilang “Nak, bapak tuh sayang sama kamu...!!”
Tau gak, sob? Seringkali karena kesalahan kita dalam mendekati dan mendidik anak kita? Anak kita thu tanpa kita suruh dan ajari, bakalan secara spontan ngomong dalam hati mereka sebuah kalimat yang seharusnya ga perlu mereka ucap atau batinkan. ‘Hhhh..pasti bapak mau nyuruh aku deh. Ke warung kek.. ato kalo gak? Pasti aku disuruh mijitin bapak.'
Padahal pada saat kita memuji itu? Pujian kita thu tulus. Tapi coba bayangkan lagi. Kalo gak lama kemudian? Ada temen anak kita yang bilang, bahwa kita itu sayang banget sama anak kita? Pasti anak kita secara ajaib bisa langsung percaya dan terharu.
Yuph, teman adalah salah satu pembentuk sifat seseorang. Siapapun itu. Apalagi anak-anak. Seringkali ketika anak-anak kita berbuat nekat seperti tawuran, minum dan narkoba? Itu semua seketika akan menggambarkan bagaimana kualitas pergaulan anak kita. Bisa jadi? Hanya karena takut dianggap pengecut oleh teman-temannya maka seseorang akan memiliki kenekatan luar biasa untuk melakukan hal-hal negatif.
So, gimana ngatasinya kalo kayak gitu? Ya mengatasinya gampang aja. Mulailah dari lingkar terdekat. Siapa? Ya teman-temannya itu. Yakinlah!! Segala penyuluhan, termasuk penyuluhan antikorupsi akan lebih efektif dilakukan dalam lingkar remaja dalam kelompok pertemanan yang sudah terbentuk.
5. Penegakan aturan di rumah dan sekolah harus pasti, juga bagi pembuat aturan itu sendiri. Pencuri yang jujur tetap harus diberikan hukuman. Pencuri yang baik hati (robin hood) tetap harus dihukum. Karena dia mencuri. Sekali kita memaafkan perbuatan yang salah tanpa sanksi maka akan muncul asumsi bahwa mencuri itu boleh asalkan tujuannya baik, ketika dewasa dia akan berpikir, korupsi itu boleh asal tujuannya baik.
sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2009/12/23/mencegah-perilaku-korupsi-pada-anak/
0 komentar:
Posting Komentar