TULISAN INI MERUPAKAN HASIL MODIFIKASI :
H. Fuad Suyatman, Ch. M.
Hypnoblogger, Hypnographolog and Hypnolove Master in
1. King Of Mind
(http://seratdakwah.blogspot.com/2012/04/king-of-mind.html)
2. Ztrongmind
(http://www.ztrongmind.net)
and
3. Relax's Mind
(http://www.facebook.com/groups/288023281266070/)
Surakarta
Kalau ada diantara kita yang masih belum percaya akan kedahsyatan sebuah mimpi, mungkin kisah ibu muda nan cantik ini(yang juga jadi salah satu idola saya selama ini,hehehehhe) bisa menjadi bukti kuat akan kedahsyatan sebuah impian alias The Power Of Dream.
Bagi Merry Riana, MIMPI memiliki kekuatan luar biasa. Ia sendiri sudah membuktikan itu manakala Ibu satu satu anak berusia 31 tahun itu dapat mewujudkan mimpi menghasilkan satu juta dollar di usia 20-an tahun. Yup... Ibu cantik yang juga seorang Sarjana Teknik Elektro Nanyang Technological University, Singapura, ini telah mewujudkan betapa dahsyatnya kekuatan impian manakala ia berhasil meraih kebebasan finansial sebelum ia menginjak usia 26 tahun.
Yup... sebagaimana disebutkan dalam situs http://ciputraentrepreneurship.com perempuan cantik ini diberitakan telah mampu mengantongi banyak penghargaan di Negeri Singa (Singapore) -tempatnya menamatkan study-. Bukan hanya itu, ketika bicara mengenai kekayaan finansial? Merry Riana muda bahkan sudah mampu mengumpulkan kekayaan hingga 700 ribu dolar Singapura, sebuah jumlah yang fantastis tentunya.
Fakta yang paling membanggakan tentunya ialah bahwa Merry Riana berasal dari Indonesia. Ia lahir di tahun 1980 dan tumbuh di Jakarta dalam sebuah keluarga sederhana. Merry Riana sendiri mengisahkan bahwa pada saat usianya menginjak 20 tahun, ia sendiri sudah punya mimpi besar. Baginya, apapun yang terjadi? Ia sangat ingin sebelum berusia 30 tahun sudah mendapatkan ”kebebasan” finansial.
Ia sendiri menyadari betapa bagi sebagian orang, mimpi Merry terasa sangatlah muluk. Namun Merry muda tak menyerah. Sebagaimana yang saya kutip dari metrotvnews.com Merry Riana kemudian membagi kunci atau rahasia keberhasillanya. Sederhana saja. Ternyata semua itu terwujud tiada lain adalah karena andil Tuhan yang telah memberinya satu hal terindah: mimpi.
"Berani bermimpi dulu. Karena saya anak muda jadi saya punya lebih banyak energi untuk berkarya. Karena saya mahasiswa, maka saya punya lebih banyak kesempatan sukses. Bukan saya hanya, tapi karena saya. Jadi, saya berhak memperjuangkan impian," kata Merry saat ditemui Metrotvnews.com usai acara "8-11 Show" di Studio Metro TV, Jakarta Barat, Rabu (25/10/2011).
Merry Riana kemudian menuturkan kisah jatuh bangun dirinya saat kuliah di Singapura. Perjalanan hidup Merry di Singapura berawal ketika terjadi kerusuhan besar di Jakarta tahun 1998. Cita-cita untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti buyar karena kejadian tersebut. Orangtua Merry kemudian memutuskan mengirimkan putrinya ke Singapura dengan alasan keselamatan. Maka tanpa ada persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula, Merry meminjam dana dari Pemerintah Singapura. Tak hanya untuk biaya kuliah, tetapi juga untuk hidup sehari-hari. ”Utang saya totalnya 40.000 dollar Singapura,” kata Merry.
Jadilah seorang Merry Riana muda hidup superhemat dengan berbekal uang saku yang hanya 10 dollar per minggu. Untuk makan ia lebih sering makan roti atau mi instan, atau bahkan berpuasa. Semula, Merry sendiri sempat berpikir impian hanyalah slogan kering. Tapi setelah mengalami sendiri, ia mengubah pendapat itu. Menurut Merry, punya impian itu penting karena bisa menjadi bekal meraih sukses.
Merry sendiri menyadari impiannya ketika berulang tahun ke-20. Hidup di negeri orang dengan hidup serba pas-pasan membawa perempuan kelahiran Jakarta, 29 Mei 1980, itu pada fase lain kehidupannya. "Suatu saat saya berada di titik terendah hidup saya. Saya bertanya-tanya kenapa hidup ini tidak adil, saya harus hidup jauh dari orang tua, susah-susah, sampai kapan lagi saya harus hidup seperti ini?"
Menyadari kenyataan hidupnya yang keras, sebuah tekad besar pun kemudian mendorongnya untuk melakukan perubahan drastis. "Ini hidup saya, kalau bukan saya yang merencanakannya, siapa lagi? Karena itu saya harus pro-aktif. Caranya ya itu, ketika ulang tahun saya yang ke-20 saya berjanji saya punya mimpi sebelum saya berusia 30 saya sudah harus punya kebebasan finansial. Harus bisa bayar utang-utang pendidikan saya, bisa membahagiakan orang tua, bisa sukses juga walaupun di negeri orang," kata Merry sebagaimana yang saya kutip dari http://metrotvnews.com.
"Menurut saya (mimpi itu) penting karena titik awal keberhasilan adalah impian. Banyak orang tidak menyadari sebenarnya mimpi itu punya kekuatan yang sangat besar dan itu kekuatan yang diperlukan seseorang untuk maju dan mengubah kehidupannya," kata penulis buku "A Gift From A Friend" itu.
Maka kemudian meski tanpa pengalaman dan pengetahuan bisnis yang memadai, Merry pun nekad terjun ke dalam dunia bisnis. Itu ia lakukan karena ia mengetahui bahwa memiliki pekerjaan biasa tidak cukup untuk memenuhi impiannya untuk sukses di usia 30 tahun. Ia mencoba berbagai peluang bisnis. Kemudian suatu saat Merry berinvestasi pada saham dengan mengandalkan uang tabungannya yang susah payah ia kumpulkan. Sayang, Merry kehilangan semua investasinya dan terpuruk. Meski begitu, Merry kembali bangkit dan berusaha keras untuk menjadi entrepreneur.
Merry mulai berusaha dari awal dengan belajar secara sungguh-sungguh tentang seluk beluk pasar. Setelah merasa siap, ia pun memutuskan untuk menekuni industri perencanaan keuangan. Merry berpikir itulah hal yang akan membuatnya mampu mewujudkan impiannya dalam waktu yang relatif singkat.
Saat Merry memulai karier sebagai seorang penasihat keuangan, ia harus bergulat dengan sejumlah tantangan dan hambatan. Orang tuanya, dosen serta teman-temannya kurang setuju dengan keputusan Merry tersebut. Merry saat itu belum memiliki kemampuan berbahasa Mandarin padahal lebih dari separuh penduduk Singapura ialah etnis China. Sebagai seorang pendatang asing di sana, pengalaman dan relasi Merry sangat terbatas.
Namun, satu alasan yang membuat Merry pantang menyerah ialah usianya yang masih muda dan masih lajang sehingga ia merasa lebih bebas dan lebih berani mengambil risiko. Tanpa merasa terlalu terbebani dengan kemungkinan gagal atau keharusan untuk berhasil, Merry lebih memilih untuk memfokuskan diri pada pengalaman dan pelajaran yang ia bisa dapatkan selama fase-fase awal kariernya.
Merry akhirnya menemukan panggilan jiwanya untuk bergabung dengan Prudential Assurance Company sebagai penasihat keuangan. Dalam enam bulan pertama karirnya di Prudential, Merry berhasil melunasi utangnya sebesar 40 ribu dolar Singapura. Tak henti sampai di sana, pada tahun 2003, kerja keras Merry pun terbayar manakala ia dianugrahi Penghargaan Penasihat Baru Teratas yang diidam-idamkan banyak orang yang menekuni profesi penasihat keuangan. Dan karena prestasi cemerlang itulah kemudian di tahun 2004, Merry Riana dipromosikan sebagai manajer.
MERRY RIANA DAN MERRY RIANA ORGANIZATION (MRO)
Setelah merasakan pembelajaran berharga ala Prudential, Merry lalu memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri setelah diangkat menjadi manajer. Ia mendirikan MRO (Merry Riana Organization). Setahun setelah itu (2005), Merry menerima penghargaan sebagai penghargaan Top Agency of the Year dan penghargaan Top Rookie Agency. Dan sampai saat ini Merry Riana dan MRO (yang juga bergerak di dunia motivasi) telah memotivasi dan melatih ribuan profesional dan eksekutif dalam bidang penjualan, motivasi dan pemasaran. Dalam perusahaannya, Merry menaungi 40 penasihat keuangan, yang uniknya memiliki usia yang masih belia (antara 21- 30 tahun).
Merry menyatakan bahwa motivasi itu pada dasarnya tidak hanya berasal dari keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik pada kedua orangtuanya tetapi juga dari ambisinya untuk membantu generasi muda lainnya untuk melakukan hal serupa. Ia berharap para pemuda mampu memberikan kehidupan yang lebih baik, tak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga orang tua mereka dan anggota keluarga mereka yang lain.
Memang diakui Merry Riana, tak banyak anak muda yang bisa senekad dirinya dalam mematok impian. Hal ini karena memang pada usia itu kebanyakan anak muda suka bersenang-senang dan belum menemukan keyakinan atas apa yang ingin diraihnya.
"Dan memang itulah yang terjadi", kata Merry. Ia sendiri memahami betapa kebanyakan pemuda adalah sosok yang serba have fun. "Pemuda sekarang itu adalah sosok yang di-create untuk selalu have fun dalam hidup mereka yang biasa. maksudnya : nggak seneng-seneng amat, tapi juga nggak susah-susah amat."
Merry pun mengakui, pada awalnya ia pun adalah sosok yang bertipikal demikian. "Saat duduk di bangku SMA, aku juga tidak tahu mau jadi apa. Semua berubah ketika ia jauh dari orangtua dan hidup di Singapura."
NASEHAT MERRY RIANA UNTUK PARA PEMUDA
Merry Riana lantas menyarankan kepada para anak muda untuk punya mimpi tanpa terlebih dahulu kudu susah payah menjalani hidup.
Resepnya sendiri katanya hanya satu : "Hilangkan kata "Saya hanya". Banyak sekali anak muda yang pakai "Saya Hanya". Ah saya hanya mahasiswa, saya hanya anak muda, ngapain punya mimpi besar-besar? Saya, kan hanya ibu rumah tangga. Dengan menghilangkan kata "Saya Hanya" dan berpikir bahwa kita semua punya talenta luar biasa dan punya nasib yang harus kita bener-bener berusaha agar impian itu dapat terwujud. Semoga dengan itu mereka dapat terbangkit."
Menurut Merry, dari hal-hal biasa yang dibawa fun bukan tidak mungkin seseorang bisa mendapatkan ide tentang impian yang ingin dicapainya. Setelah mempunyai impian, hal yang harus dilakukan adalah mengejar impian. Merry menyadari impian seseorang bukan tak mungkin mendapat tentangan dari lingkungan. Ia bisa dicemooh dan dibuat patah semangat justru oleh orang-orang terdekatnya. Apa kiat Merry tetap melaju bersama impiannya?
"Saya yakin inilah mimpi saya. Kalau orang lain nggak percaya, at least saya sendiri yang percaya, saya ingin mewujudkannya. Akhirnya saya terus maju. Kita harus membuat diri kita berada di lingkungan yang positif. Bukan berarti saya menjauhi orang tua dan teman-teman saya, mereka tetap orang tua dan teman-teman saya. Tapi selain itu, dalam 24 jam keseharian saya, saya baca buku yang positif, denger lagu yang positif, supaya itu tetap membangun semangat saya dan tidak mematahkan semangat. Tapi, memang benar lingkungan sangat berpengaruh," ceritanya.
Menurut Merry untuk membuktikan kesungguhan mimpinya, seseorang tak perlu menunggu sukses. Pembuktian itu bisa diperlihatkan mulai dari hal-hal kecil yang seringkali justru dianggap remeh. "Banyak orang tidak mau mengerjakan hal yang kecil karena berpikir hal kecil tidak akan nyambung ke hal besar. Padahal, sebenarnya hal kecil kalau kita lanjutkan terus, itu bisa aja membawa kita ke sesuatu yang besar. Jadi, selain kita yakin, kita juga perlu mengambil tindakan. Tidak perlu tindakan yang besar, yang kecil saja pun sebenarnya sudah cukup," jelasnya.
Merry sempat jatuh bangun dan gagal. Dia pernah menyebar brosur di jalanan dengan bayaran rendah, merugi, dan tertipu saat menjalankan bisnis. Menurut Merry, kegagalan harus diantisipasi. "Kita harus sudah tau dalam perjalanan menuju kesuksesan pasti harus melewati kegagalan. Kalau kita sudah mengantisipasi, kita akan lebih memaklumi. Dalam prinsip saya, lebih baik saya gagal dalam perjuangan meraih cita-cita, daripada saya gagal tanpa pernah tahu rasanya berjuang. Jadi it's okay kalau saya gagal, saya bisa belajar dari prosesnya. Jangan pernah takut gagal," kata Merry mantap.
Dalam resolusi ulang tahunnya yang ke-30 lalu, Merry menceritakan impian terbesarnya yang lain. Yaitu memberi pengaruh positif pada kehidupan setidaknya satu juta orang, terutama di Asia. Karenanya, perempuan yang sekarang lebih banyak tinggal di Singapura itu tak pelit berbagi ilmu dan motivasi. Bahkan, untuk membagikan pengalamannya, Alberthiene Endah telah menuliskan kisah Merry dalam sebuah buku berjudul "Mimpi Sejuta Dolar".
MERRY RIANA DAN MIMPI SATU JUTA DOLLARNYA (INI ANE COPAS TOTAL SEBAGAI PELECUT SEMANGAT DARI SANG IDOLA BUAT ANE,HEHEHEHE)
“Titik awal sebuah keberhasilan adalah sebuah impian.”
Saya mencapai penghasilan satu juta dolar ketika saya berusia 26 tahun. Tapi anehnya, saya merasa lebih bersemangat waktu saya masih serba berkekurangan dibandingkan dengan waktu saya sudah menjadi seorang miliarder.
Apa sebabnya?
Ternyata, memiliki sebuah impian adalah sama pentingnya atau bahkan mungkin lebih penting daripada mencapai impian itu sendiri.
Setiap orang perlu memiliki sebuah impian di dalam hidupnya.
Sebuah impian yang bisa dibanggakan dan menjadi tujuan hidupnya.
Sayangnya, banyak orang yang menjalani hidup ini seolah-olah tanpa tujuan. Mereka suka bermimpi, tapi mereka tidak mempunyai sebuah impian yang pasti.
Orang yang memiliki sebuah impian adalah orang yang terus berkembang dalam hidupnya. Dan orang yang merealisasikan impian tersebut menjadi kenyataan adalah orang yang benar-benar menikmati hidup ini sepenuhnya.
Milikilah sebuah impian.
Impian Anda bisa saja sederhana, seperti misalnya impian untuk makan dengan sehat setiap harinya. Impian Anda bisa juga tampak tidak mungkin, seperti memulai sebuah bisnis yang suatu hari akan menjadi nomor satu di dunia.
Apapun juga impian Anda, langkah pertamanya adalah memiliki impian tersebut.
Umur 20, saya masih serba berkekurangan tapi saya sangat bersemangat untuk mencapai impian saya. Umur 26, saya mencapai impian tersebut tapi saya kehilangan semangat karena sudah tidak memiliki impian lagi.
Sekarang, impian saya adalah untuk menciptakan dampak positif di dalam kehidupan banyak orang.
Itulah Mimpi Sejuta Dolar saya.
Apa Mimpi Sejuta Dolar Anda? :)
sumber:
1. http://ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/nasional/wanita/6079-merry-riana-muda-dan-fenomenal.html
2. http://metrotvnews.com
3. http://female.kompas.com/read/2011/07/19/19203831/Merry.Riana.Jadi.Miliarder.di.Usia.Muda
4. http://www.merryriana.com/
0 komentar:
Posting Komentar