"Teman... Mendengarlah dengan sabar, maka kita akan menemukan banyak hikmah dari
yang disampaikan orang lain kepada kita"
Dear Para Sahabat Pembaca Seratdakwah,
Hari ini saya ingin menyuguhkan sebuah artikel yg berhubungan dengan 'seni mendengar'.
Saya yakin sahabat pembaca blog seratdakwah ini akan menyukainya! :-)
Ok, selamat membaca! Semoga bermanfaat...
Salam hangat selalu!
Dari temanmu,
Anne Ahira
Asian Brain, CEO
PT. Asian Brain Internet Marketing Center
http://www.AsianBrain.com
Sahabatku yang dihebatkan oleh Tuhan,
Banyak orang bisa 'berkata', namun sedikit yang mau 'mendengar'.
Padahal jika kita mau kembali ke hukum alam, seharusnya kita harus lebih
banyak mendengar daripada bicara. Bukankah Tuhan memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut? :-)
Begitupun jika kita saksikan pada bayi yang baru lahir. Indra pendengaran
lebih dulu berfungsi daripada yang lainnya. Lalu, mengapa mendengar lebih
susah daripada berbicara?
Meski secara kasat mata mendengar adalah hal yang gampang, namun nyatanya
banyak orang yang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan.
Mendengarkan merupakan bagian esensi yang menentukan komunikasi efektif.
Tanpa kemampuan mendengar yang bagus, biasanya akan muncul banyak masalah.
Yang sering terjadi, kita merasa bahwa kitalah yang paling benar. Kita tidak
tertarik untuk mendengarkan opini yang berbeda dan hanya tergantung pada cara
kita. Selalu merasa benar, paling kompeten, dan tidak pernah melakukan kesalahan.
Duh... malaikat kali! :-)
Jika kita selalu merasa bahwa diri kita benar, dan cara kitalah yang paling
tepat, itu berarti kita tidak pernah mendengarkan.
Ide dan opini kita sangat sukar untuk diubah jika fakta tidak mendukung
keyakinan kita. Bahkan kalau ada fakta pun kita mungkin hanya akan sekedar
meliriknya saja.
Mungkin saat ini kita nyaman dengan cara kita, tapi untuk jangka waktu yg
panjang, orang-orang akan menolak dan membenci kita.
Jika kita mau mulai mendengarkan orang lain, maka suatu saat kita akan
menyadari kesalahan kita. Jawaban untuk mengatasi sifat ini adalah mengasah skill mendengar aktif.
Mendengar tidak selalu dengan tutup mulut, tapi juga melibatkan partisipasi
aktif kita. Mendengar yang baik bukan berharap datangnya giliran berbicara.
Mendengar adalah komitmen untuk memahami pembicaraan dan perasaan kawan
bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain
bicarakan adalah bermanfaat untuk kita. And pada saat yang sama kita juga bisa
mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.
Seni mendengar pun ternyata dapat membangun sebuah enjoyable relationship. Misal saja : Jika kita melakukannya dengan baik, orang-orang akan tertarik dengan kita dan interaksi kita akan semakin harmonis.
Berikut teknik mudah yang dapat dipraktekkan oleh Sahabat Seratdakwah dengan sangat wajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik :
1. Peliharalah kontak mata dengan baik. --> dimana hal ini kelak akan menunjukkan kepada kawan bicara kita akan keterbukaan dan kesungguhan kita dalam menanggapi apa yang ia sampaikan =D
2. Condongkan tubuh ke depan. --> Sikap ini seringkali berfungsi sempurna dalam rangka menunjukkan ketertarikan kita pada topik pembicaraan kawan bicara kita. Cara ini pun memiliki fungsi spesial lain yang akan membuat kita ingat akan sudat pandang yang lain, sehingga kita tidak hanya fokus pada diri kita.
3. Buat pertanyaan ketika ada hal yang butuh klarifikasi atau ada informasi baru yang perlu kita selidiki dari kawan bicara kita.
4. Buat selingan pembicaraan yang menarik --> Hal ini bisa membuat percakapan lebih hidup dan tidak monoton.
5. Cuplik atau ulang beberapa kata yang diucapkan oleh kawan bicara kita.--> Ini menunjukkan bahwa kita memang mendengarkan dengan baik hingga hapal
beberapa cuplikan kata.
6. Buatlah komitmen untuk memahami apa yang ia katakan, meskipun kita tidak
suka atau marah.--> Dari sini kita akan mengetahui nilai-nilai yang diterapkan
lawan bicara kita, yang mungkin berbeda dengan nilai yang kita terapkan.
Dengan berusaha untuk memahami, bisa jadi kita akan menemukan sudut pandang,
wawasan, persepsi atau kesadaran baru, yang tidak terpikirkan oleh kita
sebelumnya.
Seorang pendengar yang baik sebenarnya hampir sama menariknya dengan pembicara
yang baik. Jika kita selalu pada pola yang benar untuk jangka waktu tertentu,
maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya.
Diakui atau tidak? Prosesnya mungkin memang akan terasa lama dan menjemukan, tapi lama-kelamaan proses yang bagi sebagian orang adalah fase paling menjemukan justru akan berubah menjadi moment yang terasa berharganya karena keberhasilan upaya yang telah kita lakukan justru akan membuat banyak orang makin respect dengan kita. Hasilnya? Kita akan merasa lebih baik atas diri kita, hubungan kita, teman-teman kita, anak-anak kita, maupun pekerjaan kita.
Kesimpulan:
Jadilah pendengar yang baik, karena sifat ini bisa menjadi kunci untuk mengembangkan pikiran yang positif, dan merupakan salah satu tangga yang bisa digunakan sahabat sekalian untuk mencapai kesuksesan! :-)
Betewe, dari awal kok disebutnya kawan bicara to? Bukan lawan bicara? Soal itu... Kembali ke filosofi hidup kita semua kan : bahwa manusia itu lahir salah satunya adalah untuk bersosialisasi dan berteman. Bukan bermusuhan dan berlawanan. So, karena itulah dari awal disebutkan bahwa orang yang berinteraksi dengan kita via dialog dan pembicaraan yang kita lakukan dengan mereka disebut dengan --> KAWAN BICARA, bukan LAWAN BICARA. hehehhe...
Salam Hangat dari Sahabat
Anne Ahira
NB: Mau Belajar Bisnis Bersama Anne Ahira?
klik!: http://www.AsianBrain.com klik!
***************************************
Artikel ini di tulis ulang dan dimodifikasi oleh :
Fuad Suyatman, Ch. M.
Hypnoblogger, Hypnographolog and Hypnolove Master in
1. King Of Mind
(http://seratdakwah.blogspot.com/2012/04/king-of-mind.html)
2. Ztrongmind
(http://www.ztrongmind.net)
and
3. Relax's Mind
(http://www.facebook.com/groups/288023281266070/http://www.facebook.com/groups/288023281266070/)
Surakarta
Kenali diri maka akan kenal Allah
BalasHapushal hal yang baik itulah Allah
WasSalam
rychiecallahan.blogspot.com