dicopy paste oleh Mr. Copaster : Mr. Fuad Suyatman (Fuad Hasan P. Salman bin Suyatman)
Pagi ini, gue ga nulis artikel baru. Ga tau kenape pagi ini gue tertarik sama sebuah nama yang ternyata sangat terkenal di kalangan Junkies-erz maupun si empunya slogan yaitu BNN alias Badan Narkotika Nasional. Namanya Seno. Nama lengkapnya? Seno Tudrak. Sebuah nama Jawa Funky (Ja-funk) yang kembali nge-hits pasca insiden penabrakan di Tugu Tani, Jakarta.
Entah karena sihir ala media yang bener-bener nyuci otak kita dengan hyperbol stule (gaya nan hiperbola/lebay) beberapa hari terakhir ini, atau karena dahsyatnya efek bowling accident ala Ariyani Susanti? Kecelakaan (lebih tepatnya :penabrakan)maut di Tugu Tani Jakarta yang menewaskan 9 orang seketika menjadi sebuah kisah paling nge-hits beberapa hari terakhir. Bahkan saking nge-hitsnya? Nama Syahrini pun kepaksa agak minggir dulu dari infotaintment lantaran kalah sama si Afriyani Susanti, sang empunya berita yang meski udah bikin 'heboh' tapi ajaibnya? Do'i masih sangat terlihat tenang dan masih percaya diri dengan terlihat sibuk menggunakan ponselnya.
Lha? Entah karena kitanya yang terlalu reaktif (mudah bereaksi) kah? Atau karena naluri kita yang udah eneg sama sikap 'ajaib'nya itu? Si penabrak yang bernama Apriyani Susanti (29 tahun) itu kemudian melesat popularitasnya melebihi koruptor manapun. Seketika dia berhasil menjadi public enemy (musuh bersama) Indonesia nomor satu (mengalahkan koruptor) lantaran tindakannya yang mengakhiri 9 cerita hidup manusia secara tragis.
Dan inilah yang menarik. Dari kasus Afriyani? Ada dua poin yang kemudian mbikin gue pengen ngopy paste dan menganalisa fenomena ini. Pertama, soal efek napza-nya (lantaran selidik punya selidik, polisi akhirnya mengidentifikasi si pelaku positif menggunakan shabu, ekstasi dan ganja di malam sebelum tabrakan maut terjadi).Kedua, soal sikap reaktif (bahkan super latah) yang masih ditunjukkan masyarakat negeri ini yang ternyata sangat berbahaya.
Untuk kali ini? Gue pengen ngopas dulu poin pertama yaitu soal efek napza-nya. So? Selamat membaca!
Efek Ekstasi
Ekstasi atau bahasa ilmiahnya adalah MDMA (3,4-Methylenedioxymethamphetamine) adalah suatu jenis obat stimulan (beberapa kepustakaan menyebutkan juga bersifat halusinogen) yang merupakan derivat amfetamin yang banyak digunakan sebagai 'party drugs'. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis selain efek fisiologis yang diinginkan.
Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri dan peningkatan libido.
Pemakai ekstasi bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat ini tidak dibarengi dengan efek sedatif (efek tenang) atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut.
Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai ekstasi dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi ketika obat baru saja dimakan. Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya ekstasi juga membuat timbulnya gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi dan agresivitas.
Kelebihan dosis pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil risiko.
Efek Setelah Pemakaian
Ada beberapa hal yang perlu diketahui akibat pemakaian ekstasi terutama efek yang terjadi setelah pemakaian yang akut (segera) yang terbagi atas gejala psikologis dan fisik.
Gejala psikologis antara lain:
Kecemasan dan paranoid
Depresi
Iritabilitas
Kelelahan
Hilangnya perhatian
Hilangnya fokus dan konsentrasi (juga hilangnya motivasi dan keinginan) akibat menurunnya level serotonin di sistem otak.
Selain gejala psikologis, juga orang yang baru saja menggunakan ekstasi maka sesudahnya bisa mengalami gejala-gejala fisik seperti rasa pusing, kepala ringan, vertigo, menurunnya nafsu makan, diare, sulit buang air besar, rasa lelah yang berlebihan.
Tingkatkan Risiko Kecelakaan
Jika melihat efek yang diakibatkan oleh zat yang bernama ekstasi ini. Maka wajar jika pengguna obat ini tidak diperkenankan mengendarai kendaraan bermotor setelah menggunakannya dalam pesta.
Setelah pemakaian ekstasi beberapa jam maka konsentrasi dan perhatian akan menurun drastis berbeda ketika masih dalam pengaruh ekstasi saat baru saja digunakan.
Hilangnya konsentrasi dan perhatian sangat berbahaya jika dialami oleh para pengemudi kendaraan bermotor. Kita mengetahui kelalaian sedikit saja akan menyebabkan kecelakaan pada kendaraan yang kita kendarai apalagi jika dipengaruhi efek obat.
Apalagi jika efek obat masih terasa saat memutuskan mengendarai kendaraan. Keberanian yang berlebihan dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi akibat zat ini bisa membuat orang berperilaku risiko tinggi termasuk ngebut di jalan raya.
Jadi memang jangan pernah sekali-kali anda yang menggunakan ekstasi kemudian pulang sendiri mengendarai mobil atau motor jika tidak ingin apa yang telah terjadi pada tabrakan maut kemarin terulang lagi.
Penulis
Dr. Andri, SpKJ
Psikiater Bidang Psikosomatik Medis
Psikiater, Dosen FK UKRIDA, Jakarta
Psychosomatic Clinic, Omni Hospital Alam Sutera Tangerang.
Mr. Copaster :
Fuad Suyatman (Fuad Hasan P. Salman bin Suyatman)
Blogger of http://seratdakwah.blogspot.com/
sumber : http://www.detikhealth.com/read/2012/01/24/094634/1822843/775/efek-pakai-ekstasi-rasa-malu-hilang-dan-berani-ambil-risiko?l11755775
0 komentar:
Posting Komentar