Kamis, 22 Desember 2011

ANTARA DUNIA DAN IBU (Bahasanye ane edit ya,Kang Syarif! BERAT!!!)


TULISAN INI MERUPAKAN HASIL MODIFIKASI :
H. Fuad Suyatman, Ch. M.

Hypnoblogger, Hypnographolog and Hypnolove Master in

1. King Of Mind
(http://seratdakwah.blogspot.com/2012/04/king-of-mind.html)

2. Ztrongmind
(http://www.ztrongmind.net)
and
3. Relax's Mind
(http://www.facebook.com/groups/288023281266070/)
Surakarta

Bismillahirrohmaanirohiim...



“Mohon maaf, kalo boleh tau,nama ibu kandung Kangmas siapa yah?” Sebuah pertanyaan model begini yang datengnya dari petugas layanan verifikasi akun nomor rekening di bank rasanya udah ga asing dikuping kita.

Auk Ah Lap!! Jangankan gue ama loe semua yang awam banget sama standard pertanyaan aneh model begini, lha wong sampe detik ini aja masih banyak pakar yang ga tau jelas bin pasti kenapa standar keamanan di bank salah satunya mengacu pada pertanyaan yang buat gue "Aneh" semacam ini.

"Sob, siapa nama nyokap kandung loe?" kata hampir semua CS alias Customer Service di seluruh Bank yang ada di negerinya Wiro Sableng ini. Hhhh.. Entah ide siapa yang membuat standar keamanan nasabah bank sontak langsung bersandarkan pada patron rasa matrilineal ini. Entahlah! Siapa yang netapin standar ini pertama kalinya! Sinto Gendeng -si Guru Wiro Sablengkah? Rasanya segendeng apapun do'i? Do'i ga akan kelewat gendeng sampe nekad ngelakuin itu,hehehehe.. =)

Namun pertanyaan ini seolah menguatkan kembali akan peran gak tergantikan seorang ibu. Budaya seks bebas yang sekarang udah mulai jadi ikon alias ciri bangsa ini -sebuah bangsa yang dari jamannye Pitung masih hidup selalu bin always menganggap dirinya relijius- ini emang secara perlahan tapi pasti akan menomor sekiankan sesosok makhluk bernama : ayah. Diakuin atau nggak? Inilah yang justru lagi marak terjadi di Bumi Indonesia ini. Bumi yang tengah dalam posisi super duperbingung lantaran digempur habis-habisan sama kebudayaan dunia yang sejak awal emang udah gak jelas bernama dunia barat. Sebuah dunia yang dipenuhi budaya aneh yang terbukti udah memperdaya sekian banyak kaum perempuan serta melecehkan manusia-manusia baru yang suci.

Kok bisa gitu ya?

Ya Bisa lhah. Ga ada yang gak bisa dijaman ini, Sob. Jaman yang emang dikenal sebagai jaman lahirnya sosok-sosok makhluk sempurna bernama dan berwujud manusia namun kesemuanya itu cuman memiliki separuh kode genetika berlabel anonym!

So, sekarang Apakah untuk mengantisipasi fenomena ini, semua standar pertanyaan verifikasi matrilineal yang dibuat oleh sistem perbankan harus di ubah?

Ibu … Ibu … Ibu …

Saat ini, perlu rasanya untuk sedikit tau betapa budaya kapitalis sekuler ternyata udah makin mencengkeram bumi yang semakin renta ini. Ya...

-Saat ini, peran ibu dalam menyusui sudah mulai digantikan sepenuhnya oleh botol berisi susu binatang.
-Saat ini, peran ibu dalam menyuapi sudah mulai dialihkan oleh petugas berbayar, baby sitter.
-Saat ini, peran ibu dalam mendidik anak sudah mulai dialihkan ke lembaga pendidikan beriuran mahal.
-Saat ini, peran pengasuhan ibu sudah mulai diambil alih oleh layar bergambar (televisi, VCD, komputer, PS)
-Saat ini, peran mengasihi dan menyayangi ibu sudah mulai diemban oleh gadget, uang, atau mainan-mainan canggih. -Saat ini, peran ibu menyiapkan makanan sudah diambil alih oleh chef-chef restoran dan PRT.

Adapun Saat ini? Bicara soal peran ibu yang belum tergantikan? Rasanya cuman tinggal 3 peran ajah :

1. mengandung,
2. melahirkan, dan terakhir...
3. alat verifikasi rekening bank.

CUMA ITU? YA! RASANYA CUMA TINGGAL ITU.

Saat ini emang peran ibu udah jauh dari apa yang dulu pernah jadi napas dan misi sejarah. Kalaupun kita kemudian ngomong soal latar belakang tanggal 22 Desember? Kenapa ditetapkan jadi Hari Ibu oleh Bung Karno?

Itu semata karena adanya keinginan Bung Karno yang kemudian menyatakan betapa Ia selaku pemimpin negara dan panglima tertinggi ABRI mendukung dan mengerti betul betapa peran para ibu dan atau gadis-gadis dari yang awalnya ikut berjuang, berjibaku, berpikir, memberdayakan, membela, dan menyejahterakan bangsa adalah salah satu hal tak ternilai dan tergantikan, maka Bung Karno yang emang udah anti Amerika sejak awal kemudian memutuskan untuk tidak mengekor hari Mother’s Day di bulan Maret yang cenderung mengebiri kesan perempuan hanya untuk urusan melahirkan dan mengasuh (motherhood).

AKHIRNYA....Kita sampe di tahap pengajuan dua pertanyaan penting di zaman gadget ini :

1- Kaum hawa calon ibu, apa rencana peran Anda saat akan menjadi ibu kelak?
2- Kaum adam, apa rencana peran Anda dalam kehidupan ini selain menitipkan informasi genetikamu pada kaum hawa?

Apapun rencana kita, setidaknya pilihan berikut ini yang dapat dilakukan segera...!!

1. Jika kita bahagia dengan curahan kasih sayang ibu kita, semua waktu adalah saat yang tepat untuk membalas kebaikannya.

2. Jika pun kita tidak bahagia dengan curahan kasih sayang ibu kita, ketahuilah bahwa hidup kita tak akan pernah berwujud tanpa detak jantungnya. Bukankah, kita tidak pernah benar-benar membutuhkan alasan untuk berbuat baik pada siapa pun, termasuk ibu kita! Selamat Hari Ibu.

sumber :
From the note of @syarifniskala

0 komentar:

Posting Komentar