Bencana Dalam Tinjauan Syar'i
Oleh : Drs. H. Teguh M. Pd (Wakil Ketua 2 PD Muhammadiyah Surakarta)
Di Tulis kembali Oleh :
Fuad Suyatman (Fuad Hasan P. Salman bin Suyatman)
The Craziest and The Most Productive Blogger sekaligus juga
Praktisi Hypnosis solo binaan Ztrongmind -Sebuah Organisasi Hypnosis yang tengah Booming di Blora dan Kota asal Mobil Esemka,Solo
xixixixi)
بسم الله الرحمن الرحيم
Muqaddimah
Allah telah memberi kenikmatan yang luar biasa untuk bangsa Indonesia ini, di samping kemerdekaan Negara yang telah berusia 65 - 66 tahun ini juga kekayaan alam yang begitu besar. Luas wilayah Indonesia mencapai 7.000.000 km persegi (nomor 4 di dunia); 15.708 pulau; panjang garis pantai 81.000 km (nomor 2 di dunia); penduduk yang lebih dari 220.000.000 jiwa (artinya merupakan SDM yang besar). Betapa besar khasanah harta karun bangsa Indonesia ini. Kekayaan alam lainnya berupa:
20.000 spesies tumbuhan berbunga (nomor 1 di dunia)
4.000 spesies pohon (nomor 2 di dunia)
515 spesies mamalia (nomor 1 di dunia)
600 spesies reptilia (nomor 3 di dunia)
1516 burung (nomor 4 di dunia)
270 spesies amphibia (nomor 5 di dunia)
121 spesies kupu-kupu (nomor 1 di dunia)
Ratusan spesies jasad renik.
Maka tepat apa yang difirmankan oleh Allah SWT:
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَتُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 16:18)
Maka tepat ketika Allah berfirman dengan ungkapan yang sama dengan diulang-ulang.
فَبِأَىِّ ءَالآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan; (QS.55/ Ar-Rahman:
13,16,18,21,23,25,28,30,32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,
71,73,75,77).
Ungkapan ini diulang sampai 31 kali dalam satu surat yang terdiri atas 78 ayat.
Dalam majalah The Economist, sejauh ini Indonesia diakui sebagai
Penghasil gas alam kedelapan terbesar di dunia
Penghasil batu bara dan emas ketujuh terbesar di dunia
Penghasil tembaga dan nikel kelima terbesar di dunia
Penghasil karet kedua terbesar di dunia
Penghasil minyak sawit nomer satu di dunia
Lantas kenapa negri ini tidak makmur-makmur juga?
Konon ada joc, pemimpin Thailand bertanya kepada malaikat, kapan negeriku akan makmur wahai malaikat?" Menjawablah malaikat 30 tahun lagi. Mendengar jawaban itu menangislah tersedu-sedu pemimpin Thailand tersebut.
Pemimpin Vietnam bertanya yang sama, maka dijawab 50 tahun lagi. Maka menangislah pemimpin Vietnam tadi. Giliran pemimpin Indonesia bertanya, justru malaikatlah yang menangis tersedu-sedu.
Raport Tentang Indonesia
Dari berbagai riset internasional yang dilakukan, Indonesia selalu memperoleh peringkat buruk dalam beberapa sisi. Sisi korupsi yang merupakan masalah utama bagi bangsa Indonesia, bahkan juga menjadi masalah internasional. Pada tahun 2005 yang baru lalu Indonesia menempati ranking ke 137 dari 159 negara dengan Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perseption Indeks) 2,2. secara lebih luas terkait dengan pelaksanaan good governance di negara Asia Tenggara pada tahun 2000, Indonesia menempati urutan terakhir dengan indeks 2,88 yang masuk dalam kategori poor governace. Sementara Malaysia 7,2 (good governance), Singapura 8,93 (good governance), Thailand 4.89 (fair governance), Filipina 3,47 (fair governance). www.transparanci.or.id/artikel/artikel pk/artikel 02.html,24/08/2006 10:04.
Pada tahun 2002 PERC (Political and Economic Risk Consultancy) mengumumkan hasil survey tentang sistem hukum, di mana Indonesia menempati skor terburuk dari sepuluh negara dengan skor 9,83 persen. Skor terbaik adalah nol dan terburuk 10. urutan selengkapnya adalah Singapura (1,70), Australia (1,82), Hongkong (2,90), Jepang (3,67), Korea Selatan (4,83), Malaysia (6,29), India (7,33), Cina (7,78), Filipina (7,78), Indonesia (9,83) (Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., dalam seminar nasional ”Indonesia Ke Depan” ICMI Korwil Jawa Tengah, Surakarta, 30 Agustus 2006)
Perlu Perenungan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اتُّخِذَ الْفَيْءُ دُوَلًا وَالْأَمَانَةُ مَغْنَمًا وَالزَّكَاةُ مَغْرَمًا وَتُعُلِّمَ لِغَيْرِ الدِّينِ وَأَطَاعَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ وَعَقَّ أُمَّهُ وَأَدْنَى صَدِيقَهُ وَأَقْصَى أَبَاهُ وَظَهَرَتْ الْأَصْوَاتُ فِي الْمَسَاجِدِ وَسَادَ الْقَبِيلَةَ فَاسِقُهُمْ وَكَانَ زَعِيمُ الْقَوْمِ أَرْذَلَهُمْ وَأُكْرِمَ الرَّجُلُ مَخَافَةَ شَرِّهِ وَظَهَرَتْ الْقَيْنَاتُ وَالْمَعَازِفُ وَشُرِبَتْ الْخُمُورُ وَلَعَنَ آخِرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَوَّلَهَا فَلْيَرْتَقِبُوا عِنْدَ ذَلِكَ رِيحًا حَمْرَاءَ وَزَلْزَلَةً وَخَسْفًا وَمَسْخًا وَقَذْفًا وَآيَاتٍ تَتَابَعُ كَنِظَامٍ بَالٍ قُطِعَ سِلْكُهُ فَتَتَابَعَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ (رواه الترمذى)
Dari Abu Hurairah ra., berkata: Bersabda Rasulullah SAW.: "Apabila kekuasaan dianggap keuntungan, amahat dianggap ghanimah (rampasan), membayar zakat dianggap merugikan, belajar bukan karena agama (untuk meraih tujuan dunia semata), suami tunduk pada isterinya, durhaka terhadap ibu, mentaati kawan yang menyimpang dari kebenaran, membenci ayah, bersuara keras di masjid (menjerit-jerit di masjid), orang fasiq menjadi pemimpin suatu bangsa, pemimpin diangkat dari golongan yang rendah akhlaqnya, orang dihormati karena takut pada kejahatannya, para biduan dan musik (hiburan berbau maksiat) banyak digemari, minuman keras /narkoba semakin meluas, ummat akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi SAW., tabi'in, dan para Imam Muktabar), maka hendaklah mereka waspada karena pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa, tanah lonsor, dan kemusnahan. Kemudian diikuti oleh tanda-tanda (Qiyamat) yang lain seperti untaian permata yang berjatuhan karena terputus talinya (semua tanda Qiyamat terjadi)". (HR. Tirmidzi).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari disebutkan:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَا ضُيِّعَتِ اْلاَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ, قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Jika amanat disia-siakan, maka tunggulah saatnya (kehancurannya). Abu Hurairah bertanya: "Bagaimana amanat itu disia-siakan wahai Rasulullah? Rasulullah SAW bersabda: "Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya (tidak memenuhi syarat)". (HR. Bukhari).
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
Diriwayatkan dari Anas ra., dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Sebagian tanda-tanda akan terjadinya kiamat adalah
1.hilangnya ilmu (tentang Islam)
2.maraknya kebodohan
3.terbiasanya mengkonsumsi minuman yang memabukkan
4.perzinaan dianggap biasa”. (HR. Bukhari).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لَا يُحَدِّثُكُمْ أَحَدٌ بَعْدِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ
Diriwayatkan dari Anas ra., : Saya akan menyampaikan kepada kalian sebuah hadits yang tidak akan ada lagi orang lain yang menyampaikannya sesudah saya. Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sebagian tanda-tanda akan terjadinya kiamat adalah
1.ilmu tentang Islam sangat langka
2.kebodohan sangat marak
3.perzinaan dianggap biasa
4.banyaknya jumlah wanita dan sedikitnya jumlah pria, sehingga prosentasenya limapuluh banding satu”. (HR. Bukhari).
Penyebab Bencana
Sebenarnya ketika kita berbicara tentang bencana yang menimpa kepada manusia termasuk Indonesia dapat bermacam-macam sebab. Ia dapat merupakan adzab dari Allah karena manusia banyak dosa, dapat sebagai ujian dari Allah, tetapi dapat juga merupakan sunnatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam yang biasa terjadi.
Dalam kasus Indonesia ini boleh jadi kemungkinan ketiganya itu sama besarnya. Jika bencana itu dikaitkan dengan perbuatan dosa yang dikerjakan ummat manusia di Indonesia ini bisa saja benar, sebab tampak nyata bahwa kemaksiatan sudah menjadi kebanggan bagi sebagian besar bangsa ini. Dalam hal adzab karena kemaksiatan yang dikerjakan sekelompok kecil saja ketika tidak ada yang mencegahnya Allah menurunkan bencana yang sangat besar, sebagaimana firmanNya di dala QS.8/Al-An’am: 25.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. 8:25).
Pada ayat yang berfirman.lain Allah
وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)
Sementara jika dikaitkan dengan ujian Allah SWT berfirman.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَيُفْتَنُونَ
. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. 29:2)
Kemudian ketika bencana ini dikaitkan dengan gejala alam pun besar kemungkinannya, karena memang wilayah Indonesia ini berada pada wilayah yang rawan gempa. Hukum alam yang telah ditetapkan Allah ini sebenarnya banyak mengandung hikmah, seperti pergerakan gunung dengan segala konsekwensinya
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 27:88)
Dalam dimensi ulah manusia ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh kita semua, khususnya para pelaku kebijakan (para pemimpin dan ulama') harus introspeksi dengan mencermati firman Allah:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. 8:25)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)
T e g u h
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Hidayatul Bidayah berkata:
فَسَادُ الرَّعِيَّةِ بِفَسَادِ الْمُلُوكِ وَفَسَادُ الْمُلُوْكِ بِفَسَادِ الْعُلَمَاءِ
"Kerusakan rakyat disebabkan kerusakan para pemimpin, kerusakan para pemimpin disebabkan kerusakan ulama' (tidak berani memberikan nasehat)."
KHA Dahlan berkata:
اَلْعُلَمَاءُ وَاْلاُمَرَاءُ اِذَاصَلُحَا صَلُحَ الْعَالَمُ وَاِذَا فَسَدَا فَسَدَ الْعَالَمُ
Apabila para ulama dan para pemimpin itu baik maka baiklah alam, dan apabila para ulama dan para pemimpin itu rusak maka rusaklah alam. (Tujuh belas Ajaran KHA. Dahlan).
Para bijak berkata:
لاَحَيَاةَ الدِّيْنُ اْلاِسْلاَمُ اِلاَّ بِالْوَصِيَّةِ وَالدَّعْوَةِ وَلاَدَعْوَةَ اِلاَّ بِالْجِهَادِ وَالصَّبْرِ وَلاَجِهَادَ وَلاَ صَبْرَ اِلاَّ بِاْلاِيْمَانِ
Tidak akan hidup Islam kecuali dengan wasiat da'wah , dan tidak akan ada da'wah jika tidak ada jihad dan sabar, dan tidak ada jihad serta sabar kecuali dengan iman.
Firman Allah
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ .حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ .
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu,... (QS. 102/At-Takaatsur:1-3)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ . وَأَنفِقُوا مِن مَّارَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ . وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا وَاللهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ .
Hai orang-orang yang beriman, janganlah hrata-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. 63:9) Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:"Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh" (QS. 63:10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (QS. 63:11)
عن معاذ رضى الله عنه قال, قال عليه الصلاة والسلام سيأتي عليكم زمان لايبقى للقران الارسمه, ولامن الاسلام الااسمه, يَسْتَسِمُوْنَ بِهِ وَهُمْ اَبْعَدُالنَّاسِ مِنْهُ, مَسَاجِدُهُمْ عَامِرَةٌ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى, فُقُهَاءُ ذَالِكَ الزَّمَانِ شَرٌّفَقْهَا تَحْتَ ظِلِّ السَّمَاءِ, مِنْهُمْ خَرَجَتِ الْفِتْنَةُ وَاِلَيْهِمْ يَعُوْدُ. (الديلمى)
Akan dating suatu zaman kepada manusia di mana Al-Qur'an tinggal tulisan, dan Islam hanya tinggal namanya saja. Mereka menyatakan dirinya sebagai Muslimin, sedang mereka itu manusia yang jauh daripada agama Islam. Masjid mereka ramai makmur tetapi rusak dan kosong dari petunjuk yang benar. Para ulama' pada zaman itu adalah sejelek-jelek manusia di kolong langit ini, dari mereka itulah fitnah dan akan kembali kepada mereka. (HR. Ad-Dailami).
0 komentar:
Posting Komentar