Senin, 19 Desember 2011

Islam Harus Kaya...!!! (bagian 1)

Oleh :

Kang Fuad Suyatman (Fuad Hasan P. Salman Bin Suyatman)

Kalimat yang gue sengaja jadiin sebagai judul di atas mungkin bakal bikin gerah bin emosi sebagian diantara kita yang ngakunya seorang muslim. dengan dalih : "Tapi kan buat ngejalanin semua rangkaian ibadah dalam Islam kan ga perlu nunggu kaya dulu,bang? Bahkan buat urusan haji aja seorang muslim 'gak harus menjadi orang kaya dulu buat ke Mekkah. Toh kan udah banyak orang yang secara finansial nggak punya harta melimpah tapi bisa ngelaksanain semua ibadah. yeah...termasuk ibadah haji ke tanah suci. gimana,bang?"

Lhah, kan kalo itu sih udah laen masalah. Kenapa? Karena yang begitu itu udah jadi rahasia Allah SWT.Lagian gak setiap orang mendapatkan "keistimewaan" semacam itu. Tapi yang jelas, jadi Muslim yang kaya itu bukan sesuatu yang tabu. Rasulullah saw malah udah ngasih rambu-rambu, “Bekerjalah kamu seakan-akan hidup seribu tahun lagi, beribadahlah kamu seakan-akan mati besuk pagi.”

Sesungguhnya kalo kita mau akuin, betapa di balik hadist tersebut udah tersirat sangat jelas akan sebuah pesan Rasul yang negasiin kalo orang Islam harus kaya dan menjadi terdepan dalam perekonomian global. Dan Rasulullah sendiri merupakan sosok yang sangat peduli sama Umat Islam dan tidak menghendaki umatnya miskin dan dilindas oleh keadaan. Sebab dalam hadist lain diterangkan bahwa: "Sesungguhnya kefakiran lebih dekat kekafiran."

Makanya? Kalo ngaku Islam... rasanya gak pas kalo kita gak jadi Muslim yang kaya meski memang anjuran itu gak secara eksplisit dipaparkan dalam Al Qur‘an maupun Hadits. Tetapi, kalo aja kita cermati : mulai dari rukun Islam terlebih dahulu. Syahadat, shalat dan puasa barangkali belum menunjukkan bahwa agama Islam "memaksa" para pemeluknya untuk menjadi orang kaya. Baru ketika umat Islam ingin melaksanakan rukun Islam ke-4 yakni zakat dan rukun Islam ke-5 yaitu haji ke Baitullah maka "keharusan" untuk menjadi orang kaya ini mulai terasa.

Kenapa?

Kita mungkin masih bisa ngeles (Bahasa kerennya : berkilah) bahwa "zakat dan ibadah haji itu kan diwajibkannya cuman buat mereka yang mampu saja,Bang! Sedangkan bagi yang tak mampu secara finansial maka hal itu tidak wajib bagi mereka."

Lha terus? Apa iya kita kemudian terus-terusan berpangku tangan dan selamanya menjadi orang yang "tidak wajib" berhaji/berzakat? Nggak,khan?! Gue dan mungkin kita semua yakin banget bahwa "mukmin yang benar-benar mukmin alias the real mukmin or mukmin kaffah akan rindu sekali supaya dirinya bisa menyempurnakan kelima rukun Islam."

Kalo gitu ayo kita lihat dari sisi positifnya saja deh. Apaan? Bahwa dengan adanya kewajiban zakat dan haji bisa dijadikan cambuk bagi tiap mukmin agar manjadi orang yang mampu (berkecukupan atau bahkan berlebih) secara finansial sehingga bisa memberikan kemanfaatan kepada lingkungan.

Kalau masih ga sepakat juga? gimana kalo sekarang pertanyaannya di ganti : "Pengen ga sih "menjadi jalan" bagi orang lain untuk dapat melaksanakan ibadah haji? Pengen gak sih menghajikan orang tua ? Pengen gak sih bisa berhaji bersama seluruh anggota keluarga Anda? Apakah Anda ingin menghajikan orang sholeh yang kebetulan tidak diamanahi harta oleh Allah SWT?

Kalau jawabannya ya maka tentu semua itu bisa Anda capai ketika Anda memiliki harta yang melimpah. Terus? cara biar bisa jadi muslim mapan gimana? Itu bakal dibahas di tulisan selanjtnya. dadaaaaaaagh....

wassalamualaikum =)

Salah satu buku rujukan tulisan ini

sumber :
1. Buku --> Orang Islam Harus Kaya Karya Rachmat Ramadhana Al- Banjari
2.http://www.dudung.net/artikel-islami/islam-harus-kaya.html
3. http://iblogger.web.id/post/islam-memaksa-umatnya-untuk-kaya/212/webq/
4. dsb

0 komentar:

Posting Komentar